Sebagai bagian dari kegiatan pembekalan terhadap peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN) Universitas Gadjah Mada (UGM) Periode 2 Tahun 2019, Sabtu – Minggu, 15 – 16 Juni 2019 telah dilaksanakan Bakti Kampus Mahasiswa KKN UGM. Bakti Kampus Mahasiswa UGM dilaksanakan dalam bentuk pembuatan biopori dan bersih kampus. Terdapat 200 biopori yang ditanam di sekitar kampus UGM yaitu di halaman Gedung Pusat, GOR Lembah, Asrama Bulaksumur, dan Asrama Kinanthi 2 & 3.
Biopori adalah salah satu bentuk memanen air hujan yang paling mudah. Memanen air hujan termasuk bentuk konservasi air yang dapat mencegah kerusakan lingkungan. Menurut Dr. Ing. Ir. Agus Maryono, pengajar dari Departemen Teknik Sipil, Sekolah Vokasi UGM, memanen air hujan adalah upaya mengelola air hujan. Jadi, air hujan tidak langsung dibuang dan dialirkan ke laut, sehingga bisa untuk mengurangi banjir karena air ditahan terlebih dahulu di dalam tanah. Tanaman juga bisa tumbuh subur karena tidak kekurangan air sehingga kondisi lingkungan terjaga. Hal tersebut disampaikan Agus saat memberikan pembekalan terhadap peserta KKN UGM Periode 2 Tahun 2019 di Balairung UGM, Sabtu (15/6/2019).
Pembuatan biopori dilakukan dengan cara membuat lubang berbentuk silinder secara vertikal sedalam 1 meter hingga 1,5 meter. Kemudian lubang tersebut diisi dengan pipa yang sudah dilubangi secara acak. Pipa tersebut diiisi dengan sampah organik yang selanjutnya akan berubah menjadi kompos.
Direktur Pengabdian kepada Masyarakat UGM Prof. Ir. Irfan Dwidya Prijambada, M.Eng., Ph.D menyampaikan bahwa pembekalan KKN UGM dengan cara mengajarkan pembuatan biopori merupakan yang pertama kali. Hal tersebut dilakukan mengingat konservasi air merupakan salah satu program dari 186 unit KKN UGM, yang terdiri dari 5.834 mahasiswa, dan akan tersebar ke-32 provinsi di seluruh Indonesia, sehingga diharapkan dapat diimplementasikan oleh para peserta KKN di lokasi KKN masing-masing.